Thursday 13 September 2012

KARMA PHALA



MEMAHAMI  KARMA  PHALA DAN PUNARBAWA
A.KARMA PHALA
1.Pengertian Karma Phala
Dari segi etimologi kata karma berasal dari bahasa SANSEKERTA, yaitu dari urut kata Kri yang artinya berbuat. Sedangkan phala yang juga berasal dari bahsa SANSEKERTA yang berarti buah/hasil. Dari uraian kata-kata diatas maka, KARMA PHALA dapat diartikan perbuatan yang di dalamnya terkandung akibat yang dilahirkan seperti apa yang telah tersuratdalam filsafat HINDU. Karma Phala adalah bagian dari Panca çradha yang merupakan pokok keimanan Agama Hindu. Percaya terhadap adanya karma merupakan sesuatu yang harus diwujudkan dalam diri masing-masing sehingga dengan demikian ajaran Karma Phala dapat digunakan sebagai pedoman oleh umat HINDU dalam kehidupan sehari-hari. Segala yang di buat oleh manusia akan membawa akibat/hasil yaitu ada yang baik dan ada yang buruk. Akibat yang baik akan memberikan kesenangan dan kebahagiaan, sedangkang akibat
yang buruk memberikan kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu setiap manusia harus berbuat baik, karena semua orang mendambakan adanya kesenangan, ketenangan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
Dalam WEDA dinyatakan jalan perbuatan/karma yoga sama pentingya dengan pengetahuan, karena perbuatan dipandang sebagaibagian yang amat penting dalam kehidupan ini. Semua karma yang dilakukan seseorang akan menimbulkan sebab dan akibat. Sebab dan akibat merupakan hokum kuasa, yang bersifat alamiah, atas dasar itulah umat Hindu selalu mempergunakan hokum karma sebagai pedoman dalam hidupnya.

Tentang karma dalam kitab suci disebutkan sbb:
v  Niyatam kuru karma tvam, karma jyayohy akarmanah, sarirayatra pi ca te, na prasidhyed akarmanah.

Artinya :
Lakukanlah pekerjaan yang diberikan padamu, karena melakukan perbuatan itu lebih baik sifatnya dari pada tidak melakukan apa-apa, sebagai juga untuk memelihara badanmu tidak akan mungkin jika engkau tidak bekerja.

v  Acodyamanami yatha puspani ca, swam kalam natiwartante tatha karma pura krtam. Mwang menget ri masanya tikang purwa Karmaphala ngaranya umatang awaknya kramanya, tan kena tinulak, luput dinohaken, kadi angganing pusphala, an an mengetri  masanya, dumani çariranya.

Artinya :
Dan lagi ingat pada masa yang disebut buah hasil perbuatan dulu itu, artinya mendatangkan dirinya sendiri, tidak dapat ditolak, tidak dapat dijauhkan sebagai halnya bunga-bunga dan buah-buahan yang ingat akan musimnya, itulah seakan-akan mengingatkan akan dirinya.


2.Macam-macam Karma Phala :
Pada hakekatnya manusia tidak dapat lepas dari karma dan akibatnya, karena karma bersifat alami. Manusia adalah mahluk social dan sekaligus mahluk individu. Perbuatan yang baik maupun buruk yang dilakukan seseorang dalam interaksinya sebagai mahluk social dan mahluk individu akan dinikmati dalam kehidupan didunia dan sesudahnya. Karma Phala dapat dikelompokan menjadi 3 jenis/macam yaitu :
1.      Sancita Karma Phala
Sancita karma phala adalah karma/perbuatan dalam kehidupan masa lampau yang baru dapat dinikmati buahnya dalam kehidupan/kelahiran sekarang.
*Contohnya: Dalam kehidupan ini seorang selalu berbuat jahat, namun ia selalu mendapat kebaikan. Mungkin saja ia masih menikmati hasil buah karmanya yang dulu.

2.      Prarabda Karma Phala
Prarabda karma phala adalah karma/perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sekarang yang buahnya dapat diterima sekarang juga dan biasanya habis dalam kehidupan sekarang.
*Contoh: Sekarang ia mencuri ketimun, tak lama kemudian mulutnya menjadi bengkak.
3.      Kriyamana Karma Phala
Kriyamana karma phala adalah karma/perbuatan yang buahnya tidak sempat dinikmati pada kehidupan sekarang, tetapi akan dinikmati dikehidupan yang akan datang.
*Contoh: Sekarang ia berbuat jahat namun hasilnya/buahnya dinikmati di kehidupan/kelahiran yang akan datang.




3.Subha dan Asubha Karma
Kata Subha berarti baik dan kata Asubha berate tidak baik. Begitu juga Kusala berarti baik dan Akusala berarti tidak baik. Jadi yang dimaksud dengan Subha dan Asubha Karma adalah karma baik dan karma yang tidak baik. Segala perbuatan yang baik menjadi sumber tmbulnya kebahagiaan. Begitupun sebaliknya segala perbuatan yang jahat merupakan sumber timbulnya kesengsaraan. Semua bentuk kehidupan ini adalh akibat Subha dan Asuba karma yang telah di perbuat oleh manusia pada kehidupanya yang lalu. Subha danAsuba karma itu bertumpuk dan terhimpun sebagai harta karun yang tak ternilai harganya. Semua itu menjadi dasar hidup dan kelahiran seseorang, dengan demikian dapat di katakana bahwa kehidupan kita yang sekarang ini sesungguhnya merupakan kelanjutan hidup di masa lalu
Karena itu dengan karma baik atau Subha karma seseorang akan dapat hidup dan lahir dalam keadaan yang lebih baik dan bahagia.  Barang siapa berbuat dan berbicara berdasarkan pikiran suci murni, maka kebahagiaan akan selalu mengikutinya. Dan sebaliknya barang siapa berbicara dan berbuat berdasarkan pikiran yang jahat, maka penderitaan selalu mengikuti perjalanan hidupnya.




Adapun pelajaran dan manfaat yang dapat kita peroleh, sebagai berikut:
·         Kesabaran, ketenangan, dan ketabahan.
·         Keyakinan.
·         Kepercayaan kepada diri sendiri.
·         Pengendalian diri.
·         Kemampuan dan kebijaksanaan.
·         Bhakti kepada Sang Hyang Widhi.
Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa contoh Subha dan Asubha karma dalah adanya kelahiran yang berbeda-beda di dunia ini antara satu dengan yang lainnya:
·         Ada orang cacat, sakit-sakitan, susah tentu ia lahir dari Neraka akibat Asubha Karmanya.
·         Ada yang bahagia, suci, dermawan, welas-asih, sudah tentu ia lahir dari Surga akibat Subha Karmanya.


4.Hakekat Hukum Karma
Dalam kitab Suci Weda dinyatakan bahwa jalan perbuatan atau Karma Yoga sama pntingnya dengan jalannya pengetahuan, karena perbuatan di pandang sebagai yang amat penting dari kehidupan. Hidup menurut Weda tidak semata-mata mementingkan keduniawian, tanpa juga menyangkut kehidupan moral dan spiritual. Sehubungan dengan itu perjuangan hidup pada hakikatnya adalah perjuangan kebajikan untuk menundukan kejahatan. Sehubungan dengan itu renungkan pernyataan berikut ini :
1.       Svaih sa evair mumurat

Artinya :
Orang yang bersalah mati  karena perbuatanya sendiri.

2.       Ya Indra sasti-avrato anusvapam adepayuh

Artinya :
Ya Tuhan Yang Maha Esa, orang yang malas adalah orang yang tidak beriman, tidak giat dan mengutuk, mati karena perbuatanya sendiri.


3.       Adhursata svayam ete vacobhir. Rjuyate vrjinani bruvatah.

Artinya :
Orang-orang yang tidak berjalan lurus seperti aku, dihancurkan karena kesalahan-kesalahan mereka sendiri.



B.PUNARBHAWA
1.Pengertian Punarbhawa
          Kata Punarbhawa berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari dua kata, yaitu kata punar yang berarti lagi/kembali, dan kata bhawa berarti menjelma. Jadi Punarbhawa berarti kelahiran yang berulang-ulang yang disebut juga penitisan atau samsara. Punarbhawa atau samsara ini terjadi diakibatkan oleh adanya Hukum Karma, dimana karma yang jelek menyebabkan atma (roh) menjelma kembali untuk memperbaiki perbuatannya yang tidak baik, atau karena atma itu masih dipengaruhi oleh Karma Wasana (bekas-bekas atau sisa-sia perbuatan) atau kenikmatan duniawi sehingga tertarik untuk lahir ke dunia. Kelahiran atma yang berulang – ulang ke dunia ini membawa akibat suka-duka. Di dalam kitab suci Bagawanghita Bab IV. 5 Sri Krsna bersabda:

1.Sribhagavan uvaca
Bahuni aham vyatitani janmani tava carjuna
Tanya ham veda sarvani na twam vettha parantapa

Artinya:
Sri bhagavaan berkata:
Banyak kelahiran-Ku di masa lalu demikian dan pula kelahiran mu,Arjuna
Semua ini aku tahu tetapi engkau sendiri tidak, parantapa.

2.Sri Bhagawan Uvaca
Bahuni me vyantati janmani tava ca Arjuna, Tanya aham veda sarvani na tvam cttha paramtapa.

Artinya:
Sri BHagawan Bersabda
Banyak kehidupan yang telah banyak Ku jalani dan kemudian pula engaku, O Arjuna, semua kelahiran itu aku ketahui tetapi engkau tidak dapat mengetahuinya.

Apabila pada saat kematiannya itu tidak ada bekas-bekas kemewahan (ikatan keduniawiaan), maka ia akan terus bersatu dengan Ida Sang Hyang widhi Wasa dan mencapai tujuan akhir yang di sebut Moksa. Meskipun tujuan akhir manusia adalah untuk mencapai moksa, tetapi kelahiran kitake dunia sebagai manusia adalah suatu kesempatan untuk meningkatkan kesempurnaa hidup guna mengatasi kesengsaraan, dan juga untuk dapat melenyapkan pengaruh karma (maya) yang merupakan sebab utama timbulnyaakan  Punarbhawa atau samsara (sesara). Setiap karma yang dilakukan atas doroengan indria dan kenafsuan adalah Asubha Karma karena akibatnya akan menimbulkan dosa, dan atma akan mengalami Neraka serta selanjutnya akan  mengalami penjelmaan Punarbhawa dalam tingkat yang lebih rendah.


2.HAKIKAT  PUNARBHAWA

Adanya kelahiran hidup dan mati secara berulang-ulang yang di alami oleh seseorang, sesungguhnya adalah suatu penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan di masa hidup yang lampau. Karma pada masa kehidupan yang terdahulu akan membentuk wasana pada badan asalnya, inilah yang menentukan munculnya PUNARBHAWA. Sesungguhnya ajaran karma phala dan punarbhawa merupakan suatu proses, keberadaan Punarbhawa hendaklah dipandang sebagai kesempatan untuk melekukan karma yang baik bukan suatu yang bersifat negatif. Adanya suka dan duka dalam hidup ini, semua itu disebabkan oleh karma dari kehidupan terdahulu dan juga yang sekarang. Dalam hubunganini umat Hindu sangat percaya akan adanyaPunarbhawa secara ratio, karena di luar batas kemampuan pikiran manusia. Maka dengan adanya Punarbhawa, harus diterima melalui keimanan/keyakinan. Renungkanlah sloka dibawah ini :

1.       Yesam tv antagatam papam jananam punyakarmanam.

Artinya:
Akan tetapi bagi mereka yang salah, yang dosanya sudah bebas dari tipuan kedua sifat tadi, Aku menyembah dengan penuh ketekunan dan keyakinan.







Pada lapisan-lapisan badan inilah keberadaan karma wasana itu yang menyebabkan adanya punarbhawa. Kelahiran kita kedunia sesungguhnya sudah terjadi secara berulang-ulang yang dialami oleh sumua orang, tetapi mereka tidak mengetahuinya. Hanya Tuhan lah yang mengetahui tentang kelahiran secara berulang-ulang itu, sengdangkan manusia tidak mengetahui karena ia Awidya. Dalam agama Hindu disebutkan bahwa kelahiran Tuhan kedunia yang menjelma sebagai manusia dinamakan Awatara.
Tujuannya:
Ø  Untuk menegakan dharma.
Sedangkan tujuan manusia lahir ke dunia :
Ø  Untuk memperbaiki karmanya, sehingga ia dapat menyatu dengan Tuhan.



C.HUBUNGAN KARMA PHALA DAN PUNARBHAWA
Percaya dengan adanya Karma Phala dan Punarbhawa merupakan pokok keimanan dalam umat Hindu. Sebagaimana disebutkan bahwa Subha dan Asubha Karma adalah baik buruknya perbuatan. Sedangkan karma phala adalah hasil/buah dari perbuatan. Hubungan Subha dan Asubha karma sangat erat sekali, sebab setiap karma/perbuatan pasti akan mendatangkan hasil/buah. Apalabila karma yang di buat adalah karma baik, maka hasil/buah karmanya yang diperoleh adalah kebaikan. Demikian pula sebaliknyabila karma yang dibuat adalah karma jahat/buruk, maka buah/hasil karmanya yang diperoleh juga keburukan. Istilah Surga Syuta adalah anak yang lahir dari surge yang penuh dengan kebahagiaan. Dan istilah Neraka Syuta adalah anak yang lahir dari neraka yang diliputi dengan penderitaan dan kesengsaraan.

1.Tvi vidam narakasyedam,
   dvaram nasanam atmanah,
   kamah krodhas tatha lobhas,
   tasmad etat trayam tyajet

Artinya:
Tiga pintu gerbang Neraka jalan menuju jurang kehancuran jiwa,
Ada tiga yaitu, kama, krodha, dan lobha, oleh karena itu ketiganya harus di tinggalkan.
D.Panca Sradha
Di dalam Agama Hindu, ada lima pilar sebagai dasar keyakinan di dalam kehidupan ini. Lima dasar  keyakinan yang menjadi pedoman dalam kehidupan suatu manusia adalah Panca Sradha. Kata Panca Sradha dapat diartikan sebagai berikut: Panca artinya Lima, dan Sradha artinya  keyakinan. Jadi Panca Sradha adalah lima keyakinan yang yang dijadikan sebagai pedoman di dalam menjalani suatu kehidupan di dunia ini, oleh manusia.
Adapun bagian-bagian dari Panca Sradha antara lain :
1.      Brahman
Brahman artinya setiap umat Hindu percaya dan yakin akan adanya Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Hyang Widi Wasa. Di dalam kehidupan ini , manusia harus yakin dan percaya akan adanya Tuhan, Kehidupan ini bersumber dari Tuhan
2.      Atman
Atman adalah percikan kecil dari Sang Hyang Widi Wasa, percikan kecil ini dipercayai umat Hindu bersemayam di dalam tubuh manusia. Dengan adanya atman dalam tubuh manusia, itu berarti Tuhan ada dalam diri manusia itu sendiri, yang member kehidupan bagi manusia itu sendiri.
3.      Karma Phala
Karma Phala merupakan hokum sebab akibat, dimana umat Hindu mempercayai bahwa setiap perbuatan manusia di dunia ini selalu mendapatkan hasil yang sesuai dengan perbuatannya. Hasil dari perbuatan yang diterima akan sesuai dengan baik buruknya perbuatan tersebut.
4.      Punarbhawa
Punarbhawa merupakan kelahiran berulang-ulang yang terjadi didunia ini. Umat Hindu meyakini setiap manusia akan mengalami kelahiran kembali ( reinkarnasi ). Dengan adanya punarbhawa, manusia dapat menyempurnakan karmanya.  Dengan punarbhawa manusia dapat membenahi segala kesalahannya di kehidupan yang terdahulu untuk dapat mencai tujuan terakhir  yaitu, moksa.








5.      Moksa
Moksa merupakan tujuan tertinggi umat manusia/ Agama Hindu yaitu bersatunya atman dengan Brahman ( Brahman atman aikyam ). Dalam setiap kehidupan sampai meninggalnya seseorang maka jiwatman akan menerima phala karmanya dengan masuk sorga atau neraka. Selanjutnya jiwatman lahir kembali berulang-ulang yang bertujuan untuk membersihkan jiwtman dari ikatan karma sehingga bersih dan suci sampai dapat bersatu kembali dengan yang Maha Suci yaitu, Brahman, Pada tingkatan pencapaian ini maka jiwatman akan mencapai kebahagiaan abadi.


E.TRI KAYA PARISUDHA
Tri Kaya Parisudha merupakan salah satu aplikasi dan perbuatan baik ( subha karma ). Secara etimologi Tri Kaya Parisudha dalam bahasa Sansekerta, dari kata Tri artinya tiga, dan Kaya artinya perbuatan atau perilaku, dan Parisudha artinya disucikan.
Adapun bagian-bagian dari Tri Kaya Parisudha antara lain :
1, Manacika (pikiran yang bersih dan suci). Pikiran yang bersih dan suci merupakan sesuatu hal yang harus dimiliki oleh setiap manusia agar dengan pikiran yang suci , maka manusia dapat berbuat yang baik dan benar, sehingga segala perbuatan yang baikpasti mendapat hasil/karma yang baik. Adapun pikiran yang baik untuk melaksanakan ajaran manacika, yaitu:
v  Tidak iri dan dengki pada milik orang lain
v  Tidak bersikap marah, kasar, kepada semua makhkluk
v  Selalu percaya akan kebenaran akan ajaran Karma Phala
2. Wacika (ucapan/perkataan yang baik, jujur, dan benar). Perkataan yang baik dan benar serta tidak menyinggung perasaan orang lain. Perkataan yang baik dan benar akan selalu membahagiakan seseorang yang mendengarkan. Adapun perkataan yang harus dihindari untuk melaksanakan ajaran wacika, yaitu:
v  Perkataan jahat, menyakitkan, kotor (ujar ahala).
v  Perkataan keras, menghardik, kasar (ujar aprgas).
v  Perkataan memfitnah (ujar pisuna).
v  Perkataan bohong (ujar mithya).

3, Kayika (perbuatan baik, jujur, dan benar). Perbuatan yang baik dan benar merupakan tolak ukur dari karma yang akan didapatkan. Seberapa besar perbuatan yang diperbuat, sebesar itulah karma/hasil yang didapatkan. Adapun perbuatan yang baik untuk melaksanakan kayika, yaitu:
v  Tidak menyiksa dan membunuh (syamati-mati).
v  Tidak mencuri (mangahalalhalal).
v  Tidak berbuat zina (si paradara).
Perbuatan Tri Kaya Parisudha sangat berkaitan dengan Hukum Karma Phala yang sangat berkaitan dengan baik buruknya perbuatan manusia serta hasil yang akan diterima.

0 comments:

Post a Comment

APABILA APA FILE YANG RUSAK TOLONG DI BERITAHUKAN AGAR SAYA DAPAT MEMPERBAHARUINYA,,,,,,,,, TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG,,,,,